“Sagah Suguh Sangkaning Sugeh" Menjadi Tema Pada Merti Padukuhan Blubuk Upacara Adat Kutuk-an

02 Agustus 2025
HERU PRASETYO
Dibaca 6 Kali
“Sagah Suguh Sangkaning Sugeh

Sendangsari — Warga Padukuhan Blubuk, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo menggelar upacara adat Merti Padukuhan pada Jum’at, 1 Agustus 2025, dengan mengangkat tema “Sagah Suguh Sangkaning Sugeh”. Acara berlangsung meriah dan khidmat, diikuti oleh seluruh warga Blubuk dan tamu undangan dari berbagai kalangan.

Hadir dalam acara tersebut Panewu Pengasih, Lurah Sendangsari beserta jajaran pamong, Ketua Kalurahan Budaya Sendangsari, serta sejumlah tokoh masyarakat. Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Merti Padukuhan Blubuk mengusung Kutuk-an sebagai inti tradisi, yakni sebuah upacara adat yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur Padukuhan Blubuk.

Rangkaian kegiatan diawali dengan bersih dusun yang dilaksanakan oleh seluruh warga pada Minggu, 27 Juli 2025. Selanjutnya, warga bergotong royong mempersiapkan tempat dan perlengkapan untuk pelaksanaan Upacara Adat Kutuk-an.

Puncak kegiatan diisi dengan Talk Show Sejarah Upacara Adat Kutuk-an, menghadirkan narasumber utama yaitu Mbah Sarwo, sesepuh Padukuhan Blubuk yang telah menjadi penjaga tradisi ini selama puluhan tahun. Narasumber lainnya yakni Panewu Pengasih, Lurah Sendangsari, dan Ketua Kalurahan Budaya Sendangsari turut memberikan pandangan dari perspektif pemerintahan dan kebudayaan lokal.

Dalam sesi talk show, Mbah Sarwo mengisahkan asal-usul Kutuk-an sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas limpahan rezeki dan keselamatan, serta penghormatan kepada para leluhur. Ia juga menjelaskan filosofi tema tahun ini, “Sagah Suguh Sangkaning Sugeh”, yang mengandung makna pentingnya sikap suka memberi, sikap andhap asor (rendah hati), dan selalu ingat pada asal-usul (sangkaning) sebagai kunci dari kekayaan sejati (sugeh).

Panewu Pengasih dan Lurah Sendangsari menyampaikan apresiasi tinggi terhadap upaya pelestarian budaya yang dilakukan oleh warga Blubuk. Mereka menekankan bahwa tradisi seperti Kutuk-an merupakan bagian dari identitas kultural yang tak ternilai harganya dan menjadi perekat sosial antargenerasi. Ketua Kalurahan Budaya Sendangsari juga menambahkan bahwa pelibatan generasi muda dalam pelestarian tradisi adalah bentuk investasi budaya yang sangat penting untuk masa depan.

Usai talk show, acara dilanjutkan dengan kenduri bersama yang menyajikan tumpeng, hasil bumi, serta hiburan rakyat berupa tari-tarian dan kesenian lokal lainnya. Nuansa kebersamaan, kebudayaan, dan semangat gotong royong begitu terasa sepanjang acara.

Merti Padukuhan Blubuk bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi menjadi momen penting untuk merekatkan nilai-nilai luhur warisan budaya, memperkuat identitas lokal, serta mewariskannya kepada generasi penerus.(hrp)